Alya
adalah satu dari segelintir murid yang membenci sususan abjad absensi sekolah.
Sejak TK hingga SMA, namanya selalu ada diurutan atas, sehingga ia harus
mengalami ‘diskriminasi’ tidak langsung dari para guru. Pernah mengalami
dipanggil ke depan karena absen kita berada diurutan pertama? Atau menyetor
hapalan dan ujian lisan di awal-awal? Alya mengalaminya sepanjang mengenyam
bangku sekolah. Ketika teman-temannya bisa lebih bersantai, Alya akan deg-degan
dan tegang sendiri karena mendapat kesempatan pertama. Urutan abjad itu pula
yang menjebaknya dengan partner yang sama, sepanjang 1 tahun TK, 6 tahun SD, 3
tahun SMP dan 3 tahun SMA. Entah bagaimana ceritanya, ia selalu berpasangan
dengan Alvaro, yang sialnya selalu masuk sekolah yang sama, satu kelas
sepanjang tahun.
Jika
ia mendapat tugas kelompok yang terdiri dari dua orang, Alya tidak perlu
menunggu pengumuman siapa partnernya, karena nama Alvaro akan selalu muncul
untuk menggenapinya. Tidak peduli bagaimana pun cara pembagian kelompok,
berjumlah genap atau ganjil, nama Alya dan Alvaro akan ada dalam zona yang
sama, seolah hal itu adalah hukum alam yang tidak dapat diganggu gugat.
Alvaro
bukan partner yang buruk, ia gesit dan tepat waktu. Hanya saja, bertahun-tahun
mengerjakan tugas bersama, Alya menyadari sesuatu bahwa Alva selalu
mendominasinya. Dan ia membenci hal itu. Alva selalu membiarkan Alya
mengerjakan bagian paling banyak dan menyunting tugasnya, tapi giliran tampil,
Alva akan unjuk diri dan mempresentasikan hasilnya dengan paling sempurna,
seolah-olah dialah yang paling tahu dan mendominasi tugasnya. Bagi Alya, Alva
tak ubahnya ular berbisa. Ia terlihat tenang saat mengincar mangsanya, tetapi
dibalik itu semua, ia sedang menyusun amunisi paling berbahaya.
Maka,
diakhir masa sekolahnya di SMA, Alya mengungkapkan seluruh perasaan yang
dipendamnya terhadap kelakukan Alva, dan menyumpah bahwa ia akan sangat bahagia
karena setelah ini ia tidak perlu bertemu lagi dengan Alva.
**
Alya
mengingat semua itu dengan senyum yang terpatri di wajah cantiknya. Ia memang
melanjutkan hidupnya dengan tenang tanpa kehadiran Alva. Ia berkuliah di
jurusan Kedokteran dan sudah bekerja menjadi asisten dokter di salah satu Rumah
Sakit ternama di Jakarta. Selama itu pula ia banyak mendapat partner berbeda
dan cukup menyenangkan untuk diajak bekerja sama.
Sampai
pada akhirnya hari ini tiba. Setelah bertahun-tahun dipisah jarak dan waktu, kenangan
itu hanyalah menjadi kepingan lucu yang akan melengkapi hari-harinya ke depan.
Lima tahun berselang tanpa Alva dihidupnya hanyalah jeda yang akhirnya kembali
mempertemukan mereka pada momen yang tidak akan pernah terlupa, di bulan
agustus minggu ketiga.
Sebuah
pernikahan.
Bagaimana
pertemuan mengejutkan mereka terjadi sampai akhirnya memutuskan untuk bersama
hanyalah modal dari dua kalimat “Apa kabar?” yang diucapkan masing-masing satu
tahun silam pada pertemuan perdana setelah lima tahun tanpa kata. Mengalir
menjadi kalimat kedua dan seterusnya hingga mereka saling jatuh cinta.
Alya
tidak pernah tahu, Alva akan menjadi bagian paling sempurna di lembaran
hidupnya. Mereka selalu terjebak dalam kebersamaan akibat deret abjad nama yang
serupa.
Hari
ini hukum Alphabetically kembali
menjebak mereka dalam sesuatu yang sakral;
Alvaro Virendra &
Alya Vanesha.
Dua
nama itu tertulis rapi di dalam lembar undangan.
Sebuah
suara bariton terdengar dibalik pintu yang setengah terbuka, “It’s our time.”
Alya
melirik calon suaminya yang gagah dalam balutan tuksedo, tersenyum dan
mengangguk dua kali.
**
Menjadi bagian
dalam dirimu dahulu adalah hal tabu
Kita berdua saling
berseru; aku membencimu
Satu, dua, tiga
hingga lebih tahun berlalu
Jarak antara kita
adalah sesuatu yang aku tunggu
Tapi bertemu
dengamu lagi kini, aku tahu sesuatu...
Kamu adalah bagian
penting yang memang disiapkan Tuhan dihidupku.
**
Sekeping kata:
Monthly
Series yang kelewat sebulan. Karena sebulan kemarin sibuk mengurus PKL dan
Seminar PKL jadi proyek ini terbengkalai. Untuk mengganti series yang absen di
bulan Juli, maka agar feel ‘Monthly’ nya tidak hilang, dipastikan seri bulan kemaren
akan diposting bulan juli tahun 2018.
Regard,
Nita
J.