Akhir yang tak menemukan ujung. (Apa?)

Diposting oleh Nita Julianti Sukandar Putri
“Kita lebih baik sampai disini,” Katamu, suatu ketika.


     Aku mengangguk, pelan. Tidak berani menatap langsung dua bola mata bening yang terbingkai kacamata itu. Tidak ada lagi percakapan. Hening. Hanya ada suara deru nafas yang melewati udara untuk sampai ketelinga. Deru nafasnya. Tersirat sebuah nada yang aku tak mengerti apa maknanya. Deru yang menyerupai adiksi itu mengalir ke setiap sel tubuhku. Menguncinya rapat, seakan detik berikutnya aku akan kehilangan.
     Aku mengelak, tidak secara langsung. Hatiku, jatuh berserak. Menjadi kepingan luruh lantah yang tak lagi berguna. Mungkin, organ ini akan kembali utuh jika kamu yang merengkuhnya, menyatukanya–lagi–secara semula.


Jadi apa selanjutnya?
Apa aku akan mati menjadi nebula, atau aku gila karena kehilangan cinta?
Mungkin, akhir yang terucap olehmu, tidak akan pernah menemukan ujung bagiku.


Regards,
@nitajulio_

0 komentar:

Posting Komentar

 

Gema Aksara✎ Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea