Dee–Rectovesco: Hanya isyarat

Diposting oleh Nita Julianti Sukandar Putri 0 komentar
**

Aku mulai berkisah, tentang satu sahabatku yang lahir di negeri orang lalu menjalani kehidupan keluarga imigran yang sederhana. Setiap kali ibunya hendak menghidangkan daging ayam sebagai lauk, ibunya pergi ke pasar untuk membeli bagian punggungnya saja. Hanya itu yang ibunya mampu beli. Sahabatku pun beranjak besar tanpa tahu bahwa ayam memiliki bagian lain selain punggung. Ia tidak tahu ada paha, dada, atau sayap. Punggung menjadi satu-staunya definisi yang ia punya tentang ayam.

Mereka semua senyap, lurus memandangiku. Mereka tidak menduga kata-kata sebanyak itu meluncur keluar dari orang yang selama ini mereka kira arca. Dan betapa gemas mereka menanti lanjutan cerita tentang punggung ayam di negeri orang.

Aku menghela napas. Kisah ini terasa semakin berat membebani lidah. Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun, orang itu hanya mampu kugapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang cuma sanggup kuhayati bayangannya dan tak akan pernah kumiliki keutuhannya. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan, atau hujan. Seseorang yang selamanya harus dibiarkan berupa sebentuk punggung karena kalau sampai ia berbalik niscaya hatiku hangus oleh cinta dan siksa.



"Sahabat saya itu adalah orang yang berbahagia. Ia menikmati punggung ayam tanpa tahu ada bagian lain. Ia hanya mengetahui apa yang sanggup ia miliki. Saya adalah orang yang paling bersedih, karena saya mengetahui apa yang tidak sanggup saya miliki."



Regard,
@nitajulio_

Vesva kuning bertopi; namanya...

Diposting oleh Nita Julianti Sukandar Putri 0 komentar


**
Vesva kuning bertopi; Namanya...

Roda dua kecil itu masih berputar-putar dipikiranku. Ah, maksudnya si pemilik roda dua itu, si vesva kuning bertopi. Adik kelas yang semakin sering aku temui.
Rasanya... Ia makin rupawan. Bocah kecil berumur–lima-enambelastahun–itu mungkin makin menawan. Matanya nyalang seperti menembus bayangan apa saja yang menghalangi pandangan. Senyumnya menurutku nyaris menyalahi aturan.

Vesva kuning bertopi..




Sulung dari deretan abjad.


Angka delapan tak ber-alas.


Replika angka pasca empat.


Vokal pembuka dari lima sekawan.


Huruf awal dari hal baru.



Kamu, si vesva kuning bertopi.
Salam untuk kesekian kalinya dari kakak kelasmu ini.


Regard,
@nitajulio_

Rabu terakhir; Ujian Nasional?

Diposting oleh Nita Julianti Sukandar Putri 0 komentar
Ah, akhirnya curam itu menemui pusat juga.
Setelah tiga hari-dari tiga tahun-lamanya kami menuai mimpi.
Tidak tahu, hasilnya seperti apa..
Itu urusan mereka, bukan?
Para pemimpin yang mencoba menerka mimpi-mimpi setiap kami.

Kami, berjuang dengan harga mati demi menggerakan hitam ajaib diatas papirus modern yang setelah ini kan' dijamah oleh benda kebanggaan abad 21.

Hanya harap saya, tolong jangan jadikan perjuangan kami sia-sia...

Tolong jangan jadikan cita-cita kami seperti nebula.
Jangan jadikan kami teori kontraksi yang menyusut hanya karena reaksi inti massa.
Hanya harap saya, jangan jadikan kami sekedar objek penelitian sosial dengan metode kuantitatif atau teman-teman sebangsanya.
Jangan jadikan kami seperti masalah inflasi yang beredar menyalahi aturan.
Tolong... Jangan jadikan kami sekedar artikel-artikel yang menyemut rapi dibalik putih soal-soal bahasa.
Jangan jadikan lagi kami orang-orang yang hanya bisa menunggu cakap dari manusia dibalik benda perekam suara lantas dengan harap-harap cemas menyalinnya.
Dan kali terakhir, harap saya...
Jangan jadikan kami kalkulator abad 21 yang harus memenuhi tuntutan angka-angka matematika.

Tiga hari ini, bukanlah apa-apa.
keputusan kalian, terbaik atau tidak, kami menunggunya.
Diantara ribuan kali pasukan doa.
Tolong... Jadikanlah mimpi kami sempurna.



Regard, – Nita Julianti, siswi IPS yang ingin mengucapkan ribuan terimakasih kepada 6 sekawan yang telah menginspirasi tulisan absurd ini; Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Ekonomi, Sosiologi, Geografi.
 

Gema Aksara✎ Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea