Halaman
365 dari 365
Aku
duduk disini, sekitar jam 2, dengan segelas kopi yang tidak lagi panas, langit
yang berhujan dan ditemani To Each his Own-nya Talos yang belakangan ini kerap
kali kudengar. Menulis surat cinta dipenghujung 2019 untuk masa depan, yang
kuharap akan membawa lebih banyak kebahagiaan.
Menulisnya
sambil memikirkan seseorang dari mulai kata pertama pada halaman ini. Seseorang
yang berjasa menemani tahunku yang sepi dan lebih banyak duka.
Tahun
yang akan segera berakhir dalam hitungan jam ini, aku merasa lebih banyak
terluka. Kehilangan 11 bintang yang membawaku pada dunia yang menawan, yang
membuatku jatuh cinta pada dunia yang awalnya asing dihidupku. Berbulan-bulan
begitu sulit bagiku untuk menerima, meski pada akhirnya diakhir tahun ini, aku
tahu mereka sudah bahagia dengan cara yang berbeda.
Ada
satu bagian dalam diriku yang tidak pernah sirna, sebuah cinta. Terutama untuk
kamu yang eksistensinya bahkan selalu aku syukuri meski usia mengenalmu bagiku
hanya baru tiga warsa. Terimakasih karena telah lahir di dunia, aku sangat amat
bahagia mengenalmu, jatuh cinta padamu sebegini dalamnya.
Kuharap
kamu selalu bahagia, dimanapun kamu berada, dalam setiap langkah apapun yang
kamu pilih, lewat apapun yang kamu lakukan, karena kamu berhak mendapatkannya.
Terimakasih telah bertahan, 7 tahun pertama yang sulit bagimu kini membawa
cita.
Sebelum
Desember berakhir, aku ingin kamu tahu bahwa kamu adalah salah satu alasan
terbesarku untuk bahagia. Lewat senyum yang acapkali terpatri diwajahmu, lewat
suara yang kamu bagikan melalui lagu, lewat semua hal kecil yang kamu lakukan
dan terekam oleh indraku.
Katanya,
tahun depan aku akan bergegas pergi, mencoba perlahan untuk tidak terlalu dalam
menyukaimu karena fase kehidupan ini terus berlanjut, semua orang mobilisasi,
pun aku. Rasanya tidak tahu diri jiga aku terus jatuh cinta tetapi tidak peduli
kehidupan nyataku yang sebenarnya. Kamu harap maklum ya....
Mungkin,
aku juga harus mencoba untuk mengendalikan diri, meski kadang setiap aku
terluka kamulah satu-satunya tempatku kembali. Kamu hanya ada, bahkan tanpa
tahu aku disini sedang apa, tapi kesedihanku mendadak sirna saat kamu hadir
hanya dengan seutas senyum yang kulihat lewat layar kaca.
Sekarang
tahu kan, kamu seberharga itu?
Sekali
lagi, Sebelum Desember berakhir, terimakasih ya. Surat cintaku ini mungkin
tidak seberapa, tidak ada artinya juga. Tetapi biarkan aku bercerita lewat
apapun media yang ada, bahwa kamu adalah salah satu manusia yang aku cinta di
dunia.
Tahun
2019 merupakan tahun terberat yang pernah aku jalani, jujur saja. Aku
kehilangan kalian, aku kehilangan pekerjaan, aku lebih sering kecewa daripada
bahagia, aku lebih sering menyalahkan diri daripada percaya diri. Tapi kamu
selalu ada, disana, untuk yang kesekian kali hadir tanpa diminta, membawaku
keluar menuju dimensi yang tidak nyata namun didalamnya penuh suka.
Seseorang
yang dulu tidak sama sekali kukenali kini menjadi sangat penting di hidupku.
Begitulah manusia mobililasi. Meski kadang sebersit pikiran muncul dan aku
bersedih karena baru hadir untukmu dimasa-masa kamu mulai berjaya, dan tidak
ada disana ketika kamu hampir kehilangan apa yang kamu suka. Maaf ya, aku tidak
berjanji ke depanpun akan selalu ada untuk kamu, tapi aku selalu berusaha untuk
menjadikanmu bagian dalam hidupku dihalaman berapapun, sekecil apapun
bentuknya. Karena lewat kamu pun aku tahu bahwa bahagia itu sederhana. Karena
lewat kamu pun aku bisa kembali berkaya. Dan setidaknya jejakmu selalu penuh
lewat rekaman jemariku yang penuh kata-kata. Kamu ada disana, menjadi muse
utama lewat semua karya yang aku cipta.
Kemarin
kali terakhir aku melihatmu membahas soal harapan, harapan kamu untuk 2020
tidak begitu muluk-muluk ternyata. Alih-alih ingin mendapatkan ini dan itu,
kamu hanya berkata Ayo Bahagia! pada kita. Maka akupun akan berkata demikian;
Nyun,
ayo bahagia. Bersama.
Sebelum
Desember berakhir, aku ingin bilang, sekali lagi;
Terimakasih
telah lahir menjadi salah satu manusia di dunia ini. Kalau kamu lahir jadi
semut, mana aku tahu kamu ada? Hehe
Aku
sayang kamu.
Kalau
kamu nggak ada, nggak tahu deh 2019-ku kemarin seburuk apa.
Yang menulis surat cinta ini,
Nita J.