Dari masa depan: Kamu dalam ingatanku

Diposting oleh Nita Julianti Sukandar Putri
***
Manusia terkadang jatuh cinta pada hal-hal yang cenderung sepele. Seperti aku yang jatuh cinta untuk kali yang kesejuta pada hal-hal sederhana yang menahun sudah terekam dalam sudut ingatan, dimana momen yang kami habiskan tersimpan. Sesederhana saat ia menyisir rambutnya dengan kedua tangan, atau sepele saat ia menggulung lengan kemeja hingga siku. Ratusan hari aku melihat hal yang serupa, pagi, siang bahkan malam, tetapi aku tetap jatuh cinta.
Ia mendominasi semua ingatan yang aku miliki tentang hidup ini. Tentang kali pertama kami bertemu, kencan pertama yang malu-malu, atau sebaris kalimat di malam yang membuatku ragu apa aku masih menginjak bumi atau terbang bersama sisa kewarasanku.
Lalu memori tentang ia yang gugup saat pertamakali mengucap janji di depan Ayahku, tubuhnya yang dibalut tuksedo, atau wajahnya yang berseri ketika jari manis kami terisi. Ingatan itu bergantian datang seperti rol film yang diputar.
Terkadang ia adalah alasan kenapa aku ingin bangun tidur lebih awal. Hanya untuk merekam lekuk wajahnya dalam diam dan mendoktrin kepala ini dengan keindahan yang diberikan Tuhan.

The morning sunshine waking up the first thing I see
Your lovely eyes
Staring straight at me
Stroke your cheek so softly as I kiss you gently...
You hold my hands
Smile at me...

Aku suka bareface-nya saat pertama kali dia membuka mata, yang membuatku membisikan terimakasih dalam sunyi karena aku menjadi manusia paling beruntung yang bisa melihatnya disetiap pagi. Aku juga suka dekapan hangat saat wajahku terbenam dalam dada bidangnya, atau kecupan singkat dalam detik yang kami curi sebelum benar-benar bangun untuk beraktivitas.
Atau saat ia memeluku dari belakang ketika sedang mempersiapkan sarapan, mengulur waktu karena pekerjaanku lebih banyak tertahan oleh sikapnya yang kekanakan. Suara madunya saat ia merengek untuk dibuatkan kopi ketika memilih lembur di malam hari.
 “Sayang, seduhin kopi dong. Aku mau bergadang.”
 Atau saat ia sibuk mencari dasi dan kaus kaki di pagi hari.
“Sayang..... dasi aku yang warna navy dimana ya?”
Hal-hal sederhana yang aku nikmati seperti secangkir kopi di pagi hari tanpa krimer atau gula namun tetap terasa manis.

I love the fragrance of your voice
You're the colour of Loyal,
My favourite sound is your smile
I'm intoxicated with joyful
Oh, I am moved by you
Oh, I am moved by you

Tapi aku tidak hanya jatuh cinta oleh tindakan sederhana yang acapkali ia lakukan. Aku yang melewatkan tahun ketiga di atap yang sama dengannya juga kadang bisa menjadi cengeng merindukannya saat dia dinas ke luar kota. Atau saat wajah muramnya karena masalah kantor yang ia bawa sampai ke rumah, yang membuat kami melakukan perang dingin seharian tetapi aku akhirnya luluh kembali saat ia menekukkan wajahnya di bahuku, lalu mulai bercerita. Dia manusia yang ingin berbagi hal indah di dunia denganku, tetapi juga paling pantang untuk melibatkan aku pada masalah yang ingin dirangkulnya sendiri hanya karena tidak ingin aku terluka.
Genggaman tangannya yang erat, jari-jari lembutnya saat ia mengelus buku jariku, emosi dimatanya, senyum lembut yang setiap kali selalu membuatku melayang. Aku ingin menyimpannya dalam kotak pandora dan mengabadikannya dalam musium bernama ingatan.
Aku selalu ingin mengungkapkan perasaan ini secara gamblang, tetapi terkadang aku ragu karena kami sudah sama-sama tahu. Dia selalu bilang bahwa kata-kata hanya bagian dari diri manusia yang bisa hilang termakan waktu, tetapi tindakan akan selamanya ada disetiap sendi ingatan. Pada akhirnya, rangkaian kalimat yang aku susun seindah puisi hanya melesat ke udara tanpa pernah didengar pemiliknya.
Tetapi, malam ini aku ingin ia benar-benar tahu, bahwa segala apa yang kami bagi bersama adalah hal yang paling aku syukuri. Aku ingin berterimakasih karena ia telah lahir, memilihku untuk menghabiskan sisa hidup bersamanya.
Aku melihat kali kesekian saat ia menyampirkan jas di kursi meja makan, menggulung lengan kemeja hingga siku, lalu meminum segelas air putih sebelum kembali menatapku.
“Sayang?” Ia berujar dengan lembut.
Aku balas menatapnya, dan mengatakan, “Aku sayang kamu.” dengan gamblang.
Dia menatapku dengan air wajah yang tidak bisa aku definisikan. Kami membiarkan sunyi menang untuk sepersekian detik sebelum aku kembali membuka suara.
“Terimakasih telah lahir dan menemukanku. Selamat ulang tahun.” Aku berjalan menghampirinya, memeluknya dengan erat, tidak ingin kehilangan.
Lidahku yang kelu dan tanganku yang dingin karena gugup, berganti dengan aliran darah yang menghangat seiring dengan kulit kami yang bersentuhan.
Ia menarik tubuhnya, lalu menatapku sambil melempar senyumnya yang mematikan.
“Aku mau terbang.” Cicitnya, kehilangan kesempatan untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah.
“Hadiah ulang tahunnya mana?” Lanjutnya.
Aku tertawa kecil sebelum kemudian mendaratkan kecupan singkat dipipi kirinya, yang membuatnya kembali terkejut.
“Kamu tahu kan kamu seberharga itu?”
Alih-alih mengatakan aku sayang kamu, Dia lebih memilih mengatakan kalimat itu. Membuatku tidak memiliki pilihan lain selain kembali memeluknya. Membiarkannya menerka detak yang berirama melebihi porsi seharusnya. Memproklamasi bahwa detak itu selalu miliknya. Di kamis malam saat usianya bertambah, aku bersyukur untuk ada disana.
Hanya bersamanya, aku percaya dongeng itu nyata.


**
Untuk seseorang yang aku sayang, aku mewakili ‘perempuan’ beruntung di masa depanmu;
Selamat ulang tahun yang ke 23. Semoga kamu selalu tetap bahagia.

Lagu penghantar dihari bahagiamu dariku:
    Isyana Sarasvati : All of me
    India Arie: Moved by You

Regard,
Nita J.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Gema Aksara✎ Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea