yearningly (the whole em?)

Diposting oleh Nita Julianti Sukandar Putri


Saya tidak tahu rasa semacam  apa yang membebani. Semua terjadi secara kronologi. Saya mengenalnya, mengangguminya, mengejarnya lalu mulai mencoba melepasnya. Dia seolah semacam benda yang lampau kemarin saya puja-puja dan mulai tidak lagi saya butuhkan. Tapi, rupanya saya salah cerita. Dia bukanlah benda, tapi sosok bernyawa yang mulai tumbuh secara nyata, secara kasat mata. Saya, masih mencoba mensugesti diri agar tidak memiliki rasa untuk kembali merengkuhnya. Tetapi, rupanya usaha semacam itu hanya pengejawantahan dari segala tuntutan pikiran dan hati saya, yang terus berkata, "saya tidak lagi membutuhkannya."
 Itu bohong. Perlahan... Kalimat itu hanya terasa seperti mantra yang tidak lagi berguna. Hati saya menolaknya. Entah mengapa, atau hanya perasaan semata?
Saya tidak lagi memujanya. Apa seperti itu? Tidak juga.
Saya justru menyadari ada secercah cahaya ketika saya mencoba tidak lagi mengejarnya. Secercah cahaya yang dulu saya nyari namun tak ada jua.
Saya benar-benar tidak lagi memujanya... Itu bohong. Saya benar-benar merindukannya. Rindu senyum dan tingkah lakunya. Rindu gurauan dan mimik lucunya. Rindu teguran dan candanya... Yang tidak lagi terpatri dalam dirinya. Mungkin itu satu dari seribu alasan saya mencoba melepasnya.
Pikiran saya berkata, langkah saya sudah terlalu jauh hanya untuk mengangguminya. Saya tidak pantas merindukan sosok yang tidak sebaliknya.
Tapi justru, ketika saya menuruti segala sugesti itu, saya lupa bahwa selama ini justru langkah saya membuahkan tanda, namun kemudian lenyap kembali ketika saya bersikukuh untuk berbalik arah.
Dan, ketika saya 'benar-benar' tidak lagi membutuhkannya sebagai penawar rasa tak bernama, tidak lagi mengikuti jejak-jejak bertanda di masa lama, saya justru tiba-tiba dicumbu ingatan.
Dia muncul dengan sosok berbeda, hingga saya sulit mengartikan arti dari segala perasaan yang telah saya coba bunuh perlahan. Dia.... Tumbuh begitu nyata, menjadi sosok pemuda yang membuat mulut tidak bisa berkata-kata. Dia tumbuh membawa sebongkah jawaban untuk rindu yang saya kubur dimasa silam. Dia tumbuh terlalu tampan untuk bisa saya lepaskan. Dia benar-benar tumbuh seperi tokoh pujaan disetiap cerita-cerita yang saya ciptakan.
Dan saya berusaha untuk kembali mengeja setiap getaran yang sukar untuk diartikan. Namun nihil. Saya tidak menepukan apa-apa. Ia terlalu sulit untuk kembali saya genggam. Karena, pilihan saya sudah bulat. Saya tidak akan mengejar seseorang yang sulit saya kejar. Saya tidak akan kembali menjadi gadis di masa lalu, meski ia selalu menyusup cepat pada setiap sel hati bagai candu.
Mungkin ini kali keseribu saya merasakan 'rindu' yang hadir secara tiba-tiba. Hanya 'rindu' biasa yang setelah ini akan lenyap dibawa malam yang temaram.
Ya, hanya seperti itu.
Jadi, tolong jangan lagi menghantui saya... Kamu benar-benar sudah saya lepaskan. Bawalah pergi rindu yang tidak pantas saya rasakan. Jangan rusak pertahanan yang saya bangun dengan langkah bermacam-macam.
Cukup jadilah masa lalu.. Saya tidak lagi butuh kamu.


Diantara malam yang temaram,
@nitajulio_

0 komentar:

Posting Komentar

 

Gema Aksara✎ Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea